Sabtu, 13 April 2013

Agenda Harian Menurut Sunnah*


1. Agenda pada sepertiga malam akhir
a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,
b. Menunaikan shalat witir
c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh
Rasulullah saw bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
2. Agenda Setelah Terbit Fajar
a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh
الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)
b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)
وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ
“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.
c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.
Rasulullah saw bersabda:
وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)
d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)
e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi
Dalam hadits nabi disebutkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ
” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)
4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)
Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari
Allah berfirman :
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)
Rasulullah saw bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله
“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .
5. Agenda saat shalat Zhuhur
a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki
b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).
6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar
a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid
b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ
“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)
c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ
“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.
Agenda prioritas:
Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.
7. Agenda sebelum Maghrib
a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran
b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media
c. Menyibukkan diri dengan doa
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah”
8. Agenda setelah terbenam matahari
a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib
b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat
d. Membaca dzikir sore
e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)
9. Agenda pada waktu shalat Isya
a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid
b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat
c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim
d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid
e. Dakwah melalui media atau lainnya
f. Melakukan mudzakarah
g. Menghafal Al-Quran
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

*diambil dari loveallahrasul.blogspot.com
*wallahu'alam

Jumat, 12 April 2013

Tanda-Tanda Terlalu Banyak Olahraga

JuGe, surabaya - Olahraga memang sangat bagus untuk dilakukan, tapi jangan terlalu berlebihan juga. Terlalu banyak berolahraga malah membuat kondisi badan tidak sehat. Nggak percaya? Cek aja klo nggak percaya, seperti dikutip dalam NY Daily News.
1. Kelelahan
Olahraga biasanya membuat seseorang semakin bertenaga. Namun terlalu banyak olahraga malah membuat kamu cepat lelah dan sulit memulihkan kondisi tubuh. Jika setelah selesai berolahraga kamu merasa ingin cepat tidur, tandanya kamu terlalu berlebihan tuh.
2. Sering sakit
Olahraga memang bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh. Tapi jika sudah olahraga masih sering sakit, berarti kamu tidak berolahraga dalam kadar yang cukup. Terlalu banyak olahraga bisa menekan sistem kekebalan tubuh dan membuatnya semakin sulit melawan virus.
3. Detak jantung meningkat
Periksa denyut nadi ketika berbaring. Jika detak jantung lebih cepat dari biasanya, sebaiknya beristirahatlah. Kenaikan detak jantung hingga 10 persen menunjukkan bahwa tubuh kamu perlu istirahat.
4. Kaki terasa berat
Kaki yang terasa berat saat melangkah juga bisa menjadi indikasi kamu terlalu keras dalam berolahraga. Ada baiknya kamu istirahat dan mengurangi jam ber-olahraga. Untuk mengurangi gejala ini, kamu bisa memijat atau meregangkan tubuh.
5. Otot kaku
Olahraga yang benar akan membuat otot lebih fleksibel dan tidak kaku. Namun jika mengalami kekakuan otot selama lebih dari 48 jam setelah berolaharaga, berarti kamu terlalu banyak melakukan olahraga. Jika gejala ini sudah terjadi, lebih baik kamu mengurangi jam olahraga dan juga intensitasnya.
Sebaiknya catatan jadwal olahraga dan waktu olahraga yang kamu lakukan, catat pula hasil olahraga mu. Jika tak terlihat adanya perubahan setelah melakukan olahraga dengan giat, sebaiknya kurangi intensitasnya, karena bisa jadi kamu terlalu banyak berolahraga.
sumber : langitberita.com

Kamis, 04 April 2013

Manajemen Keturunan



Oleh : Rhenald Kasali
Guru Besar Ekonomi UI
DI atas panggung, saya melihat Ibas beberapa kali melihat jam tangannya saat Ketua Sidang KLB Partai Demokrat di Bali Maret 2013 Mangindaan menjelaskan meka­nisme persidangan. Entah apa yang ada di kepala putra presiden yang belakangan namanya sering disebut-sebut pers itu. Apalagi saat ayahanda didaulat menjadi ketua umum partai yang didirikannya.
Di luar gedung, televisi menurunkan nara­sum­ber-narasumber yang sinis berucap terha­dap political dynasty.
Nama-nama keluarga sebagai calon presiden pun diusung para pengikut seakan menjadi jalan keluar dari jebloknya rating. Di dalam gedung, ribuan kader mendesak: SBY harus takeover, keluarga adalah calon presiden berikutnya. Di dalam hati, saya justru berempati kepada para penerus dynasty: “Betapa berat beban yang kau tangggung, Nak.”

The Caged Life
Kahlil Gibran menulis, “anakmu bukanlah anakmu, mereka putra-putri sang hidup, yang rindu akan dirinya sendiri”. Tetapi, di seluruh dunia, orangtua dan komunitas merasa anak adalah milik orangtua. Mereka bertanggung jawab memikul beban sejarah. Kehebatan dan dosa orangtua adalah milik anak, harta dan tahta orangtua juga menjadi harta anaknya. Anak-anak dipenjara, menjadi the prisioner of the past. The prisioner of our problem.
Dua tahun yang lalu, saat memindahkan anak dari sebuah SMA terpandang di Jakarta, saya melihat air mata Adam, 16 tahun, menetes. Berat rasanya meninggalkan komunitas berbagi rasa di sini. Masalahnya, wali kelas yang hebat selalu membandingkan prestasi anak dengan ayahnya yang profesor.
Jauh di balik keriangannya bergaul, ada derita yang ia tanggung membawa beban nama keluarga. Di luar negeri, ia diperlakukan sama dengan anak-anak lain. Lagi pula, tidak ada yang kenal siapa ayahnya. Di sana ia bebas belajar menjadi dirinya sendiri.
Saya tidak pernah bercita-cita menjadikan anak-anak atau istri seperti diri saya. Mereka bebas menempuh perjalanan hidup ini, menemukan lentera jiwanya. Jauh di balik hujatan terhadap putra-putri pejabat yang seakan-akan menikmati ketenaran sebagai putra orang-orang terkenal, saya justru menaruh simpati yang teramat dalam. Entah ia putra presiden, anak direktur atau pengusaha, putri menteri, anak rektor atau guru besar. Semua berpotensi hidup dalam kurungan jiwa: The Caged Life.
Hidup yang menderita adalah hidup yang dijalani untuk menyenangkan orang lain dan didikte. Naskah pidato dibuatkan, senyum disetel, dan orang-orang di sekitar kita bukanlah sahabat yang kita pilih, kita tidak tahu siapa mereka. Dulu orang memerangkap Tutut agar menjadi penerus dynasty Soeharto. Lalu, orang juga memerangkap Puan untuk meneruskan dynasty Soekarno. Maaf, dynasty tidaklah melulu masalah presiden. Itu adalah masalah pendukung yang takut kehilangan pijakan.
Di Jakarta, M. Rasyid Amrullah, putra Menko Perekonomian Hatta Rajasa, seharusnya bersedih kala tidak bisa merasakan pahitnya jeruji penjara. Ia dipaksa menerima kehendak jaksa dan hakim yang begitu hormat terhadap nama besar keluarganya. Hukuman percobaan itu bukanlah hadiah dari Tuhan, melainkan buatan manusia. Ketika manusia tidak bisa merasakan penderitaan, ia justru akan kekurangan kebahagiaan. “Betapa berat dikejar rasa bersalah sepanjang hidup ketimbang memanggul salib beberapa bulan,” ujar umat kristiani di hari Paskah.
Di Amerika Serikat, political dynasty bukan tidak ada. Hillary Clinton ingin mengulangi sejarah suaminya. George Bush Jr bahkan dipercaya dua periode meneruskan ambisi keluarganya. Demikian pula keluarga Kennedy yang meneruskan ambisi kakek Joe Kennedy yang kaya raya dari berbagai usaha (termasuk impor ilegal minuman keras). Sebagian publik melihat dynasty ini meraih kejayaan politik: menjadi presiden (JFK), senator (Robert dan Ted), dan anggota parlemen. Tetapi, publik yang lain mencatat banyak anggota keluarga yang mengalami depresi hingga bunuh diri.
Di Turki, orang selalu ingat jasa Sultan Mehmed II yang berhasil menegakkan kejayaan Islam dengan menaklukkan Constatinopel. Tetapi, di awal abad ke-20, para penerus Kerajaan Ottoman justru menanggung beban. Mereka diusir dari Turki saat bangsa ini menghendaki negerinya menjadi republik. Tidak bolehkah putra mahkota menjadi rakyat biasa dan hidup sebagai musisi, akademisi, petani, atau apa saja yang mereka suka?
Hal serupa seharusnya juga dirasakan keluarga Papandreou di Yunani yang empat generasinya mampu menjadi perdana menteri. Namun, begitu George Papandreou memimpin, Yunani justru didera krisis terhebat sepanjang sejarah sehingga ia dipaksa turun pada 2011. Pemimpin tidak cuma dibekali darah, tetapi diuji oleh sejarah dan sekolah. 
Jadi, manajemen keturunan bukanlah hal yang sederhana. Kalau kebahagiaan adalah objektif sebuah kehidupan, maka biarkanlah Ibas dan Puan menata kehidupannya sendiri. Biarkanlah mereka hidup dalam lentera jiwanya. Biarkanlah anak-anak Anda, wahai para pengusaha dan pejabat, menemukan rindunya hidup mereka masing-masing. 
Para pendukung harus mulai bisa melepaskan nama besar orangtua dari anakanaknya agar hidup bahagia dan bangsa ini menemukan pemimpin yang teruji. (*)

(*) diambil dari tulisan Rhenald Kasali guru besar Ekonomi UI